PANDEGLANG, BANTEN, - Arogansi diperlihatkan oknum Pimpinan Proyek (Pimpro) Rehabilitasi UPPBK Cimanuk Kabupaten Pandeglang, bernama Rahmat, setelah wartawan yang meliput kegiatan di lokasi proyek mengetahui dugaan Gas LPG 3 Kg bersubsidi digunakan untuk alat kerja proyek memotong material besi, pada Sabtu (10/9/2022) sekira Pukul 14.10 WIB.
Menurut keterangan dari banyak saksi di lokasi peristiwa, ketika itu, Pimpro UPPKB Cimanuk memarahi dan memaki wartawan dengan cara membentak hingga keluar kata - kata yang tidak sopan dan tidak pantas untuk didengar. Karena menyebut nama - nama binatang disematkan terhadap wartawan yang meliput.
Hal tersebut dibenarkan, Humaedi alias Umek yang turut menyaksikan peristiwa tersebut. Menurut Umek, dirinya bersama wartawan indonesiasatu.co.id melakukan investigasi lapangan sekaligus hendak meminta konfirmasi kepada Pimpro UPPKB Cimanuk saudara Rahmat.
Namun disesalkan kata Umek, setelah rekan wartawannya dari indonesiasatu.co.id berkomunikasi via telphon, Rahmat meminta kami untuk masuk ke lokasi Proyek yang tertutup, lalu dia pun menyarankan agar kami menunggu di Pos Direksi kit.
Sambil menunggu, kami pun berkeliling melihat - lihat para pekerja yang tengah melakukan pekerjaannya. Ketika itu lah kami menemukan kembali pekerja pemotong material besi yang menggunakan tabung gas LPG 3 Kg bersubsidi.
Kami pun sempat menanyakan kepada pekerja apakah tabung itu digunakan ? jawaban pekerja membenarkannya kalau tabung gas LPG 3 Kg digunakan untuk memotong besi.
Baca juga:
Diagram Kerajaan Sambo, DPR Minta Polri Usut
|
Selain itu kami juga menemukan beberapa pekerja di proyek tersebut tidak menggunakan alat pelindung diri atau K3. Tentunya semua itu tidak lepas dari kamera kami yang langsung menjepret mengambil gambar dan video.
Mungkin karena kami ambil gambar itulah oknum Pimpro UPPKB Rahmat tak terima dan langsung memarahi kami dengan kata kata kasar hingga makian menyebut nama - nama binatang.
Sontak peristiwa itu pun memicu para pekerja yang mengetahui dia memarahi wartawan. Tak selesai disitu diduga masih merasa tak puas dengan cacian dan makian, oknum pimpro UPPKB itu pun langsung menuding wartawan maling, dengan lantangnya berteriak di tempat umum seakan mengajak bahkan menghasut massa agar ikut menyerang wartawan.
Untungnya tidak ada massa yang melakukan pemukulan atau penganiayaan, kendati sebagian massa terutama para pekerja sudah termakan fitnahnya dan terprovokasi hingga melakukan pengejaran dan menghalang - halangi wartawan, dengan alibi mereka khawatir kabur. Padahal mau kabur kemana ? lagian buat apa kabur toh kami tidak merasa melakukan pencurian apapun disana. Mungkin maksud Oknum Pimpro sebut maling itu karena kami ambil gambar kegiatan mereka.
"Peristiwa yang menimbulkan keributan itu pun akhirnya dapat dilerai pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Cimanuk, yang langsung terjun ke lokasi proyek untuk mengamankan situasi, " tutur Umek
Hal senada dibenarkan seorang warga Sujana asal Pandeglang Selatan yang turut menyaksikan peristiwa tersebut kepada para awak media membenarkan, dan melihat langsung wartawan bersama LSM dikepung pekerja Proyek UPPKB sambil diteriaki maling.
"Saat itu saya bersama teman sedang minum kopi di sebuah warung samping lokasi proyek, dan melihat banyak pekerja proyek berhamburan ke luar lokasi sambil satu orang yang katanya Pimpro berteriak maling...maling mengarahkan tangannya menunjuk kepada dua orang yang diketahuj seorang wartawan dan LSM. Entah apa penyebabnya yang jelas teriakan oknum pimpro dapat membahayakan jiwa bahkan mungkin nyawa wartawan, jika saja massa terprovokasi akibat teriakannya tersebut, " ujar Sujana sembari mengatakan, yang dilakukan oknum pimpro UPPKB Cimanuk dianggap sudah kelewatan.***